Cerita 8. Pocong Gerobak Bakso

Задания на повторение: вставьте нужные аффиксы

Чтобы выполнить задание нужно авторизоваться и тогда появятся кнопки "Сохранить" и "Завершить задание".

Pak Sumardi golong orang yang ulet, demi hidup keluarganya ia rela jual bakso keliling dari kampung ke kampung. Bahkan kalau dagangnya belum habis ia rela pulang sampai tengah malam untuk jaja dagangnya.

Waktu itu pada malam Jumat Kliwon nasib sial alam oleh pak Sumardi, karena walaupun sudah keliling ke bagai kampung nyata dagang pak Sumardi baru jual paruhnya.

Pak Sumardi pun terus dorong gerobaknya. Saat lewat jalan yang sepi bulak yang di situ sudah kenal sebagai tempat yang wingit, bulu kuduk Pak Sumardi diri tegak, hawa dingin elimut tubuhnya karena malam itu angin tiup dengan kencang.

Tepat di bawah pohon beringin yang besar jantung pak Sumardi pun detak kencang. rasa takut yang luar biasa elimut hati Pak Sumardi. Lalu ia henti gerobaknya sejenak, wajahnya celingak-celinguk ke kiri dan ke kanan karena hidung pak Sumardi cium bau anyir yang sangat engat.

Bau anyir itu rasa makin dekat pak Sumardi dan saat dirinya oleh ke atap gerobak baksonya ada sosok makhluk halus yang warna serba putih. Sosok itu adalah pocong yang tidur di atap gerobaknya.

Pak Sumardi pun langsung lari birit-birit sambil teriak-teriak sampai masukkampung, “Poco-o-o-o-o-o-o-ng!! Po-o-o-o-o-o-o-ng!!” Orang kampung yang dengar teriak pak Sumardi bergegas keluar rumah, “ada apa pak?” tanya warga.

“Ada Pocong di gerobak bakso saya!!” “Di mana??” tanya seorang warga. “Di Utara kampung sini di bawah pohon beringin lho!”, jawab pak Sumardi. Warga pun beri tahu Pak Sumardi kalau di tempat itu memang angker dan di belah pohon beringin itu ada makam kecil. Hantu unggu di tempat itu memang sering gangu orang yang lewat pada malam hari.

Setelah dengar berita dari warga, pak Sumardi elepon anaknya untuk jemputnya ke tempat itu. Lalu, pak Sumardi ambil gerobak baksonya dan langsung pulang teman anaknya.

Sejak jadi itu pak Sumardi tidak lagi berani jual bakso lagi. Ia tidak mau jadieram itu jadi untuk kedua kali. Sekarang pak Sumardi kerja bagai tukang sapu di salah satu Unversitas di Yogyakarta.

Комментарии

Пока нет комментариев.