Tak hanya kawasan Jakarta Timur yang nyimpan bagai cerita misteri, kawasan Jakarta Selatan pun tak luput jadi sumber kisah, seperti terowong casablanca, daerah makam Jeruk Purut, pumah elit di Pondok Indah, dan bagai.
Pada tahun 1986, orang jaga makam TPU (Tempat makam Umum) Jeruk Purut yang sedang jaga malam lihat sosok pastur tak kepala lintas di antara makam. Pastur itu nenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya ikut ekor anjing. Konon, pastur ini “salah pulang”. Ia cari-cari makamnya yang benarada di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam.
Sapri Saputra, jaga makam yang lihat pastur kepala buntung itu, hingga kini masih jaga makam dan anggap kuncen atau orang yang tuan di TPU Jeruk Purut. saksi Bapak Sapardi ini kemudian nyebar luas se-Jakarta dan hingga kini “Sang Pastur Kepala Buntung” jadi legenda horor di Jeruk Purut. Konon, jika Anda ingin nemu pastur legendaris ini, harus datang pada malam Jum’at dengan jumlah ganjil (sendiri atau bertiga).
Sejak kecil, Asmari, juniournya bapak Sapri, telah terbiasa tinggal di areal makam Jeruk Purut. Ayahnya adalah gawai erintah daerah (Pemda) yang kerja di sana. Semenjak lulus SD (sekitar tahun 1986), Asmari menjadi urus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut ikut jejak ayahnya.
Menurut Asmari, alamtemu dengan makhluk-makhluk gaib rupa hal yang biasa baginya; mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak dan lain-lain. Akan tetapi, hingga saat ini dia belum pernah temu dengan Pastur Kepala Buntung.
“Di antara mereka yang paling jahil adalah kuntilanak-laki,” tutur Asmari. Ketika sedang ronda, Asmari pernah timpuk kerikil dari atas pohon melinjo oleh makhluk ini. Tapi, dari semua alam Asmari temu dengan makhluk gaib, yang paling narik adalah ketika temu dengan tuyul.
Pada suatu hari menjelang malam di tahun 1986, Asmari hendak pulang ke rumah sama ayahnya. Mereka lihat orang anak kecil telanjang bulat lari di antara makam sambil tertawa-tawa. Anak itu lalu teriak minta uang pada Asmari. Asmari heran, karena anak itu tak kenalnya, sementara ia enal semua мduduk di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu memang hanya ada satu kampung yang duduknya tidak lalu banyak.
Ketika tanya latar belakangnya, anak kecil malah lari ke dalam keramat, buah rumah makam tradisional Betawi. Asmari ikutnya hingga ke dalam keramat dan, bisa tebak, anak itu hilang.