Hari libur ini, Dian unjing rumah saudaranya yang ada di Yogyakarta. Malkum, sudah lama dia tak kunjung ke kota gudeg ini. Dian angkat pada hari Sabtu, pukul tujuh malam, umpang kereta api dari Stasiun Pasar Senen. Sngkat cerita pada hari minggu jam lima pagi Dian sudah sampai di stasiun tugu Yogyakarta.
sampai di Stasiun Tugu, Dian sudah jemput oleh Lina di daerah Sayegan Sleman. Saat tiba di rumah Lina, Dian langsung obrol dengan keluarga Lina yang juga masih kerabatnya. telah mereka puas obrol-obrol lalu Dian minta izin untuk istirahat karena dia capek setelah jalanmalaman.
Saat sudah bangun Dian langsung mandi dan ganti baju. Setelah itu makan siang bareng dengan keluarganya Lina. Selesai makan siang, Dian majak Lina antarnya keliling kota untuk nikmat suasana Jogja. Lina pun segera iap motornya, dan mereka berdua pergi jalan-jalan.
Saking asyiknya mereka jalan-jalan, tak terasa waktu sudah unjuk pukul enam sore. Mereka pun kembali ke rumah Lina. Tepat pukul tujuh malam, kedianya sampai di rumah. Dian rasa seluruh badannya keringat dan bau apek.
Karena itu, ia niat diri mandi. Dian rebus air untuk gunanya mandi. Karena tak tahan hawa dingin Yogyakarta. Ketika itu hawa di Yogyakarta, sedang dingin-dinginnya.
Ketika sedang rebus air, tiba-tiba mati lampu. Dian jerit sekuat tenaga, karena kodisi gelap gulita buatnya takut.
Tak berapa lama kemudian, Mbah Sastro, nenek Dian datang bawa lilin. Seketika itu juga, jerit Dian henti. Ia lega neneknya datang. Saat air yang rebusnya didih, Dian segera angkatnya dan campurnya dengan air dingin hingga hangat-hangat kuku dan bisa pakai mandi. Sayangnya, lampu belum juga nyala, padahal Dian tak berani mandi sendiri di gelap.
Mbah Sastro paksa unggu Dian mandi. Ketika sedang asyik-asyik mandi, Mbah Sastro kejut tengah mati. Ia lihat di belakang tubuh Dian , ada sosok makhluk halus tubuh kecil, pendek, kepalanya gundul.
Tubuh makhluk halus itu mirip anak-anak. Yang beda adalah bibirnya yang tak seperti manusia biasa. Dalam percaya masyarakat, makhluk yang ada di belakang Dian itu istilah tuyul.
Tuyul itu jalan mondar-mandir, sambil julur lidahnya pada Mbah Sastro. Dian tak adar apa yang sedang jadi. lihat jadi itu, Mbah Sastro ingin teriak kencang-kencang. Kemudian, lari dari tempat itu jauh-jauh.
Namun, karena ingat Dian, ia ahan rasa takutnya. Usai mandi, Dian langsung masuk ke rumah. Begitu masuk rumah, Mbah Sastro teriak kencang-kencang.
“Tuyuuuuul!! ADA TUYUUUUL!!!! TOLONG ADA TUYUUUUL!!!” Kontan dengar teriak Mbah Sastro, tak hanya seluruh huni rumah yang panik, berapa warga juga jadi panik. Pak Karjo tetangga belah rumah segera datang dan tanya, “Ada apa Mbah?”
“Itu ada tuyul,” kata Mbah Sastro dengan napas engah-engah. “Di mana Mbah?!” yang lain celingukcari-cari di mana tuyul ada. Mbah Sastro lalu ceritaalamnya tadi. dengar cerita itu, semua yang ada kaget. Dian sendiri jadi panik. Ia tak yangka nyata ada tuyul mondar-mandir di belakangnya tadi. Dian pun takut hingga akhirnya minta teman ketika tidur.